Kapan terakhir kalinya Anda diundang menjadi pembicara? Atau, kapan terakhir kalinya Anda berbicara dengan orang lain?
Entah Anda berbicara untuk sekelompok orang atau sekedar ngobrol dengan satu orang saja, menjadi semakin penting untuk kita pahami mengenai orientasi kita dalam berbicara. Sejak semula, sebagai pembicara publik, apa orientasi Anda ketika berbicara kepada sekelompok pendengar? Ada tiga pilihan di sini. Orientasi kepada diri sendiri, pada isi ceramah. Dan yang terakhir berorientasi kepada pendengar.
Oke, kita mulai dari yang pertama. Ketika Anda berorientasi pada diri sendiri, Anda berada di atas panggung untuk diri Anda sendiri. Anda ingin dikenang dan Anda ingin disukai. Tentu saja, Anda mungkin peduli dengan pendengar, dan Anda mungkin berpikir bahwa setiap orang di planet biru ini perlu mendengar pesan Anda. Tetapi Anda tetap ada di panggung untuk diri Anda. Anda perlu terlihat keren, Anda perlu disorot lampu, Anda pun menjadi pusat perhatian. Semuanya tentang Anda.
Bagi banyak pembicara, sulit untuk melalui tahap ini. Sebagian besar dari kita ingin terlihat hebat… oke, oke, kita semua ingin terlihat hebat. Dan tak seorang pun pernah menyalahkan seorang pembicara karena kurang egois. Namun, jika hal itu adalah alasan utama Anda berada di atas panggung, berhati-hatilah, tikungan berbahaya ada di depan Anda! Alasan begitu banyak orang takut berbicara di depan banyak orang adalah karena mereka takut terlihat bodoh. Enyahkan perasaan itu. Anda cukup hebat, cukup pintar, percayalah!
Yang kedua, ketika Anda berorientasi pada isi ceramah, bahan ceramah menjadi raja. Akhirnya, fokusnya tidak lagi pada diri Anda; sekarang fokusnya adalah pada materi Anda. Sekaranglah saatnya menyampaikan apa saja yang Anda ketahui. Wow, saya yakin Anda pun mengetahui banyak hal! Anda memiliki pesan yang ingin Anda bagikan, dan Anda akan memastikan hal itu tercapai. Mungkin Anda masih memerlukan persetujuan dari para pendengar Anda, tetapi menyampaikan pesan Anda kepada pendengar adalah suatu hal yang sangat-sangat-sangat penting.
Sebagian besar pelatih, kebalikan dari pembicara/penceramah, berorientasi pada isi ceramah. Banyak pernyataan atau janji yang cukup nyata tentang apa yang Anda harapkan untuk dibawa pulang oleh pendengar. Misal: 8 cara untuk melahirkan produk yang diinginkan pasar; 11 rahasia untuk meningkatkan keahlian persuasi Anda; 101 tip untuk menjadi pelatih hebat. Ups, maaf… itu salah satu bahan pelatihan saya.
Anda tahu bahwa Anda berhasil saat Anda menyampaikan semua yang Anda janjikan. Orang-orang menghampiri Anda setelahnya dan berkata, “Saya telah sangat banyak belajar kali ini,” serta memberi tahu Anda betapa banyak pelajaran berharga yang Anda sampaikan untuk dibawa pulang. Dalam pendekatan yang berpusat pada isi ceramah, isi ceramah memang berkuasa.
Atau pilihlah yang ketiga. Tentu saja, Anda bisa berorientasi kepada pendengar Anda. Semuanya bukan tentang Anda; bukan tentang bahan ceramah Anda; tetapi tentu saja tentang mereka. Fokusnya adalah membawa pesan unik Anda kepada sekelompok orang unik ini. Anda merasa nyaman dengan siapa diri Anda, Anda menguasai isi ceramah, dan Anda menciptakan sebuah momen ketika hubungan sejati tercipta di antara Anda dan mereka. Ikatan yang sebenarnya telah terjalin. Kepuasan pun terjamin.
Pada pendekatan yang terakhir ini, Anda berbicara dengan pendengar Anda sesuai kapasitas komunikasi mereka. Anda bersikap fleksibel dalam menentukan gaya, cara, dan sikap bekomunikasi. Ujung-ujungnya Anda lebih diterima sebagai seorang pribadi yang baik, dan pesan Anda pun mendapatkan perhatian dan respon positif dari pendengar Anda. Betapa bahagianya bila kita bisa melakukan hal ini.
Pilihan manakah yang Anda inginkan?
Ironis ya? Memang!
Ketika orang merasa ingin diterima, mereka cenderung mulai dengan berorientasi kepada diri sendiri. Ketika mereka berorientasi kepada diri sendiri, peluang untuk bisa diterima menjadi berkurang. Jika saja mereka mengubah orientasinya menjadi kepada pendengar, mereka kemungkinan besar akan diterima. Tentunya hal inilah yang sangat mereka damba-dambakan.
Lain kali saat kita akan mulai berbicara, kita sudah bisa memutuskan orientasi kita dalam berbicara. Kita bisa berorientasi kepada diri sendiri, pada isi ceramah, atau -tentu saja yang terakhir- berorientasi kepada pendengar.
Bagaimana dengan Anda?
Penulis: Rio Purboyo
Seorang pembicara dengan prinsip pelatihan yang menghibur, memberdayakan, dan menggerakkan, sekaligus seorang penulis yang terus menajamkan inspirasi menjadi lingkaran pengaruh seluas mungkin. Mendengarkan peserta dengan aktif-positif dan melontarkan umpan balik melalui humor yang pas, membuat pendengar membuka pikiran dan perasaannya –dan seringkali, ketika para pendengar tertawa, tanpa terasa mereka telah menerima pesan pentingnya. Anda bisa hubungi MasRio di +62.858.1531.1207 - riopurboyo@gmail.com (Link)
0 comments:
Post a Comment